Landasan Sosial Dalam Pendidikan
Latar Belakang
- Manusia adalah makhluk sosial
- Pendidikan adalah usaha sadar dan sengajaa untuk membantu perkembangan potensi
- Perubahan sosial akibat kemajuan teknologi menimbulkan efek disintegrasi pada semua bidang termasuk pendidikan
Pendidikan sendiri bisa dimaknai sebagai proses
interaksi antara 2 individu, 2 generasi atau lebih yang saling belajar sehingga
memungkinkan perkembangan peradaban dimasyarakat.
Sosiologi Pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik individu atau kelompok
dengan persekolahan sehingga terjalin kerjasama yang sinerja dan
berkesinambungan antara manusia dan pendidikan
Kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan
oleh anggota masyarakat. Mencakup semua cara hidup ditambah dengan kehidupan
yang diciptakan oleh manusia itu sendiri sebagai warga masyarakat.
Manfaat pendidikan dan meningkatkan peranan mereka
sebagai warga masyarakat, keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling
membutuhkan
Hubungan landasan sosial budaya terhadap pendidikan :
- Mewujudkan masyarakat yang cerdas
- Transmisi budaya –> reproduksi budaya yang menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan pengembangan (umumnya ada pada universitas/perguruan tinggi)
- Pengendalian sosial –> misalnya mencegah adanya tawuran antar siswa, kampung dan seterusnya
- Meningkatkan imtaq
- Analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat
Pertanyaan yang menuntut jawaban:
Apakah ada pengaruhnya penerapan pembelajaran landasan
sosial budaya terhadap pendidikan antara kota dan daerah?
Apakah peran sosial budaya sudah maksimal dalam
kondisi yang sudah terjadi? Bagaimana dengan maraknya aktivitas seks bebas
dikalangan pelajar, penggunaan narkoba dan juga tawuran dalam kaitan pembahasan
ini….
Sosiologi
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dengan kelompok
dan struktur sosialnya.
Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok, yang pada akhirnya memiliki sudut pandang sebagai hakikat manusia dan kebudayaan.
Secara sosiologis, pendidikan berarti pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Secara sosiologis pula, manusia hidup berkelompok menjadikan sosial budaya sebagai aspek terdekat.
Landasan Sosial Pendidikan berarti menggali konsep pendidikan dan kemudian ditransformasikan pada masyarakat dan kebudayaan.
Sosiologi Pendidikan meliputi tiga hal yang menjadi cakupan bahasannya, yaitu :
Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok, yang pada akhirnya memiliki sudut pandang sebagai hakikat manusia dan kebudayaan.
Secara sosiologis, pendidikan berarti pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Secara sosiologis pula, manusia hidup berkelompok menjadikan sosial budaya sebagai aspek terdekat.
Landasan Sosial Pendidikan berarti menggali konsep pendidikan dan kemudian ditransformasikan pada masyarakat dan kebudayaan.
Sosiologi Pendidikan meliputi tiga hal yang menjadi cakupan bahasannya, yaitu :
- Manusia sebagai makhluk sosial
- Kontrol sosial dan pendidikan
- Kebudayan dan pendidikan
- Sebagai kontrol sosial, sekolah berperan penting sebagai lembaga yang menggunakan tindakan positif dan negatif, memperkenalkan anak pada tokoh, transmisi kebudayaan, dan mengadakan kumpulan sosial.
Fungsi
sosial budaya bagi pendidikan antara lain :
- Mewujudkan masyarakat yang cerdas
- Transmisi budaya
- Pengendalian sosial
- Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME
- Analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat
Konsep Pendidikan :
- Sekolah dan Masyarakat tak bisa dipisahkan
- Perlu badan kerja sama antara sekolah dan tokoh masyarakat
- Proses sosialisasi anak perlu ditingkatkan
- Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar
- Kebudayaan menyangkut keseluruhan cara hidup
Dampak
konsep pendidikan :
- Nilai sosial-budaya
- Kesadaran aspirasi pandangan hidup
- Dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi
1. Pendahuluan
Dari judul pembahasan, tersirat dua pertanyaan. Pertama, bagaimana
relevansi pendidikan sebagai sebuah konsep hubungannya dengan masyarakat
kebudayaan? Kedua, apakah kondisi sosial dan budaya sangat mempengaruhi pendidikan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, bisa ditempuh dengan dua hal:
pertama, menggali konsep pendidikan dan kemudian ditransformasikan pada
masyarakat dan kebudayaan. Kedua, menangkap dinamika masyarakat dan kebudayaan
yang berkembang kemudian menjadikannya sebagai pengayaan khazanah pendidikan.
Dengan melakukan dua upaya di atas, paling tidak dapat memberikan deskripsi
yang hidup.
Secara sosiologi, pendidikan berarti pewarisan budaya (transmission of culture)
dari generasi tua kepada generasi muda agar hidup masyarakat berkelanjutan.
Atau dengan kata lain masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin
disalurkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Agar identitas masyarakat
itu tetap terpelihara. Nilai-nilai itu sendiri bersifat intelektual, seni,
politik, ekonomi, dan lain-lain.
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan
sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak akan pernah lepas dari unsur
sosial budaya. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan manusia dilakukan secara
kelompok. Artinya bahwa kegiatan tersebut dilakukan hubungan antar individu,
antar masyarakat, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan individu.
Aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam
perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang. Di samping tugas pendidikan
untuk mengembangkan aspek sosial, karena aspek tersebut sangat membantu dalam
upaya meningkatkan dan mengembangkan dirinya. Maka segi sosial ini perlu
diperhatikan dalam proses pendidikan. (Made Pidarta: 1997: 151)
Pada kenyataannya, bahwa masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat
cepat, maju, dan memperlihatkan gejala desintegratif. Perubahan sosial yang
cepat itu meliputi berbagai kehidupan dan merupakan masalah bagi semua
institusi sosial, seperti industry, agama, perekonomian, pemerintahan,
keluarga, dan lai sebagainya, masalah itu juga dirasakan oleh dunia pendidikan.
(Abu Ahmadi, 1982: 14)
Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh dalam dunia pendidikan.
Kita sekarang hidup di tengah revolusi yang mengubah cara kita hidup,
berkomunikasi, berpikir, dan mencapai kesejahteraan. Perubahan ini tentunya
sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Maka akan terjadi banyak
perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat langsung dari era
globalisasi ini baik itu dalam segi ekonomi maupun politik, sosial, dan budaya.
Beberapa persoalan tersebut antara lain:
1.
Ekonomi nasional akan semakin terintegrasi ke dalam ekonomi global.
Globalisasi ekonomi yang ditandai dengan perdagangan bebas menyebabkan
perekonomian suatu negara menjadi saling tergantung.
2.
Dalam era global, interaksi antar bangsa dan antar negara akan berlangsung
semakin intensif, dan transparan.
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi komunikasi dan
informasi, berlangsung amat cepat.
4.
Tantangan membangun masyarakat yang berpengetahuan.
2.
Pengertian Sosial Pendidikan
Aspek sosial
dalam pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek budaya
dalam pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak
dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara
belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan
bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya. Berikut akan dibahas mengenai sosial
dan budaya pada pendidikan, sebagai berikut :
1.
Sosiologi dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Di dalam proses sosial selalu
terjadi interaksi sosial. Interaksi dan proses sosial didasari oleh factor-faktor
berikut : (1) Imitasi, (2) Sugesti, (3)
Identifikasi, dan (4) Simpati
Sosilogi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Empiris,
adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu.
b.
Teoretis,
adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya
yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan pada generasi muda.
c.
Komulatif,
sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi dari
terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan
berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
d.
Nonetis, karena teori itu menceritakan apa
adanya tentang masyarakat beserta individu-individu di dalamnya, tidak menilai
apakah hal itu baik atau buruk.
Dalam
sosiologi, perilaku manusia bertalian dengan nilai-nilai. Sosiologi
berpandangan bahwa perilaku itu tidak bebas, melainkan mengikuti pola yang
kontinu dan diatur oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat. Secara garis besar
ada empat sumber nilai, yaitu norma-norma, agama, peraturan dan
perundang-undangan, dan pengetahuan. Sekolah-sekolah harus memperhatikan
pengembangan nilai-nilai ini pada anak-anak di sekolah. Wuradji mengatakan (1)
sekolah sebagai kontrol sosial, yaitu untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
jelek pada anak-anak kala di rumah maupun di masyarakat dan (2) sekolah sebagai
pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga negara
yang baik, dan menciptakan ilmu serta teknologi baru.
Untuk
mewujudkan cita-cita pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep
atau teori sosiologi memberi petunjuk kepada guru-guru tentang bagaimana
seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab
sesama teman.
Sosiologi pendidikan meliputi : (1) interaksi guru-siswa, (2) dinamika
kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah, (3) struktur dan fungsi
sistem pendidikan, dan (4) sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap
pendidikan.
Sosiologi, sebagai suatu cabang dari ilmu pengetahuan, memiliki lapang
penyelidikan, sudut pandang metode, dan susunan pengetahuan. Objek penelitian
sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya ialah
memandang hakikat masyarakat, kebudayaan, dan individu secara ilmiah. Sedangkan
susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan
prinsip-prinsip mengenai kehidupan sosial, kebudayaan, dan perkembangan
pribadi.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Artinya bahwa mempelajari
bagaimana manusia berhubungansatu dengan yang lainnya dalam kelompoknya dan
susunan unit-unit masyarakat atau sosial disuatu wilayah serta kaitannya dengan
lainnya. (Hamdani Ali, 1986:192).
Sosiologi merupakan ilmu yang membahas tentang interaksi atau hubungan
dan pergaulan antara manusia yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok dan
struktur sosialnya.
Kegiatan Pendidikan merupakan proses interaksi antara dua individu antar dua
generasi, yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri. Kegiatan
pendidikan terjadi di masyarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisis
ilmiyah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial didalam sistem
pendidikan. (Tirtarahadja, 2005:95).
Sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas proses
interaksi sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah, sampai
dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio-cultural yang terdapat dalam
masyarakat dan negaranya. (Abu Ahmadi, 1982:18).
3.1
Sosiologi dan Pendidikan
Dalam proses sosial, ketika manusia melakukan interaksi sosial, manusia
tidak terlepas dari konteks sosial yang disebut “ Lingkungan Sosial “.
Ibnu Khaldun dalam
Kitab Muqaddimah (2004 : 525-526) mengatakan bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Pernyataan ini mengandung bahwa seorang manusia tidak bisa hidup
sendirian dan eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan kehidupan
bersama.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Pendidikan adalah
proses pengembangan pribadi ( mencakup pendidikan diri sendiri, pendidikan
lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain atau guru dalam semua aspeknya [
mencakup aspek jasmani, akal dan hati ).
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bersifat formal.
Fungsi sekolah menurut Wuradji (1998) :
1)
Sekolah sebagai kontrol sosial
Yaitu memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek
pada anak-anak, baik ketika di rumah maupun di masyarakat.
2)
Sekolah sebagai perubahan sosial
Yaitu menyeleksi nilai-nilai agar
menghasilkan warga negara yang baik dan menciptakan ilmu serta teknologi baru.
3.2
Kontrol Sosial dan Pendidikan
Kontrol sosial dalam arti luas, setiap usaha atau tindakan dari seseorang
atau suatu pihak untuk mengatur prilaku orang lain. Sekolah memegang peranan
penting dalam sosialisasi anak-anak. Ada 4 cara yang dapat digunakan sekolah,
yaitu :
a) Transmisi Kebudayaan, termasuk norma-norma, nilai-nilai, dan informasi
melalui pengajaran secara langsung.
b) Mengadakan perkumpulan sosial.
c)
Memperkenalkan anak-anak dengan tokoh-tokoh yang dapat dijadikan
sebagai model yang dapat ditiru.
d) Menggunakan tindakan positif dan negatif.
Aspek-aspek kebudayaan seperti adat-istiadat yang disampaikan turun-temurun
dalam bentuk aslinya, tapi banyak juga yang mengakui perubahan terutama dalam
masyarakat modern. Adapun UU RI no.20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 54 ayat 1 yang berbunyi :
1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan,
kelompok, keluarga, organisasi, profesi, dan pengusaha serta organisasi
kemasyarakatan dalam penyelanggaraan dan pengendalian mutu pelayanan
pendidikan.
2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil
pendidikan.
3.3
Kebudayaan dan Pendidikan
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam
arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama, yaitu nilai-nilai. Sutan
Takdir Ali Syahbana (1992) mengungkapkan bahwa konfigurasi budaya indonesia
asli dibangun oleh 3 jenis nilai yaitu religius, solidaritas, dan etnis.
Pada dasarnya ada 3 cara yang dapat diidentifikasi, yaitu informal (dalam
kelurga), nonformal (dalam masyarakat)dan formal (di sekolah). Lembaga sosial
yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah
pendidikan, utamanya sekolah dan masyarakat. (Tirtarahardja, 2005:100).
4. Fungsi Sosial Budaya Terhadap Pendidikan
1. Mewujudkan masyarakat yang cerdas
Mewujudkan masyarakat
yang Pancasilalis yaitu yang memiliki cita-cita, demokratis dan beradab.
2.
Transmisi budaya
Membentuk generasi baru
menjadi orang-orang dewasa yang berbudaya, terutama budaya nasional.
3.
Pengendalian Sosial
Untuk melindungi
kesejathteraan individu dan kelompok
4.
Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Untuk membuat anak-anak
mengembangkan kata hati dan perasaannya taat terhadap aturan-aturan agama
yang dipeluknya.
5.
Analisis kedudukan Pendidikan dalam masyarakat.
Menganalisis hubungan
sosial antara pendidikan dengan berbagai aspek masyarakat.
5.
Dampak Konsep Pendidikan
q Konsep Pendidikan
• Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyrakat.
• Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh-tokoh
masyarakat.
• Peroses sosialisasi siswa-siswi perlu ditingkatkan.
• Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar.
• Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia.
q Hasil Proses Pendidikan


